Thursday, March 19, 2009

Bingung

Semakin dekat dengan pemilu, semakin banyak gambar caleg yang terlihat. Saya tidak kenal satu pun dari mereka. Apakah mereka berkepribadian baik atau setengah baik atau tidak baik, saya juga tidak tahu tentang itu. Padahal mereka adalah orang-orang yang akan memperjuangkan nasib saya ke depan agar menjadi lebih baik dari sekarang.
Saat "pencontrengan" nanti apa yang harus saya lakukan? Apakah masa depan saya harus saya serahkan kepada orang-orang yang tidak saya kenal? Pikiran-pikiran jelek terlintas di pikiran saya. Jangan-jangan mereka hanya memanfaatkan "suara" saya hanya untuk kepentingan mereka? Kalau mereka sudah menjadi wakil rakyat, mereka akan melupakan saya. Bersikap masa bodoh dengan nasib saya, bahkan membebani saya dengan berbagai macam permintaan dan hutang. Mereka minta dilayani, bukan melayani. Mereka minta fasilitas VIP ketika berkendara. Mereka minta tender-nya dimenangkan agar mendapat proyek besar.
Saya hanya bisa berharap ketika saya menentukan untuk memilih seseorang, orang itu akan melakukan yang terbaik untuk saya sebagai orang yang memilihnya dan untuk orang-orang yang tidak memilihnya.
Inikah demokrasi? Memilih kucing dalam karung.
Saya kira bukan sistem demokrasinya yang keliru, tetapi cara orang-orang menjalankan sistem itu yang keliru. Misalnya, ketika para caleg itu berkeinginan untuk dipilih, seharusnya mereka terlebih dahulu menunjukkan hasil kerjanya yang baik jauh hari sebelumnya, sehingga saya yakin bahwa mereka pantas untuk dipilih.

Friday, March 6, 2009

Korea Selatan

Pada hari Jum'at, 6 Maret 2009 menurut rencana Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak akan datang ke Indonesia. Presiden Lee adalah seorang pekerja keras yang bisa merubah nasibnya dari rakyat biasa yang di masa remajanya berjualan asongan menjadi seorang yang kaya raya.
Korea Selatan digambarkan sebagai negara yang termasuk terlambat dalam membangun industrinya, mengingat perusahaan-perusahaan di negara lain telah memiliki teknologi maju pada awal tahun 1970-an, namun Korsel mampu mengejar ketertinggalannya dengan mengusai teknologi, sehingga negara tersebut mampu mensejajarkan dirinya dengan negara-negara maju lainnya yang tergabung dalam Organization of Economic Cooperation and Development (OECD). Ada beberapa argumen yang mendukung kemajuan Korsel, yaitu karena penduduk Korea Selatan pada umumnya adalah pekerja keras; Kebijakan pemerintahnya yang sangat mendukung bidang pendidikan yang mengaitkannya dengan industri; Peran Pengusaha/Swasta/Chaebol dalam pengembangan riset dan teknologi, disamping filosofi Confucianism yang dipegang teguh oleh rakyatnya.
Korea Selatan juga diuntungkan oleh kebijakan luar negeri negara-negara "Barat" dalam perang dingin untuk membendung pengaruh komunisme di Asia, sehingga Korsel mendapatkan bantuan luar negeri yang sangat besar.
Pernah seorang pensiunan pejabat menceritakan kepada saya tentang pengalamannya ketika belajar di Australia pada awal tahun 1970-an. Dia pernah suatu saat ditegur oleh kawannya yang berasal dari Korea selatan agar tidak bermalas-malasan karena orang Korsel tersebut melihat dia sedang rebahan pada waktu siang hari.

Thursday, March 5, 2009

Sok Kenal

Pagi-pagi udah ditelpon orang dengan menyebutkan jabatannya yang keren. Die merasa kenal baek dengan bos dan bilang akan sering-sering telpon. Yang gue heran bisa aje die ngedapetin nomor telpon hp gue. Wuuihhh! Sabaaar...

Tuesday, March 3, 2009

Presiden

Akhir-akhir ini sedang ramai orang-orang mencalonkan diri menjadi Presiden. Semoga siapapun yang terpilih nantinya sebagai pemimpin adalah orang yang peduli dengan nasib rakyat. Ini klise, tetapi hal itulah yang diharapkan.
Sejarah Islam mencatat bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai pemimpin yang berhasil mengentaskan kemiskinan, meskipun tidak secara absolut. Sebagai Kepala Negara yang terkenal akan kesederhanaan, kejujuran dan keadilannya, beliau mampu membangun infrastruktur sosial yang kuat, diantaranya jaminan kehidupan fakir miskin, sehingga setiap fakir miskin merasa malu menampakkan kemiskinannya karena kehidupan mereka dijamin negara.

Monday, March 2, 2009

Maluku Utara

















Senang sekali rasanya akhirnya bisa mengunjungi Maluku Utara dari tanggal 26 sampai dengan tanggal 28 Februari 2009 dan menginap di Hotel Amara Jalan Jati Raya No. 500, Ternate. Ternyata propinsi yang relatif baru di Indonesia ini aman, tidak ada demo-demo tentang hasil pilkada. Sumber daya alamnya berlimpah. Waktu seakan berhenti saat menikmati pemandangan yang menakjubkan di wilayah kepulauan ini. Tidak lupa menikmati makanan di Restoran Floridas sambil melihat ke arah Pulau Maitara dan Tidore yang tergambar di uang kertas Rp. 1000,-. Saya mencoba berbagai jenis makanan yang ada, nasi Bulu (Nasi Jaha), Gohu (Ikan Cakalang mentah yang diberi bumbu), Ikan Bakar plus Dabu-Dabu dengan Sagu Lombo, Popeda, Sagu Bakar, Kasbi (ubi) Rebus, Pisang Rebus/goreng, Ulak-Ulak, dan lain-lain termasuk Kepiting Kenari yang rasanya lezat sekali. Tidak lupa minum aer Guraka.
Tari-tarian Selamat Datang bersifat dinamis. Salah satunya Tari Soya-Soya yang melambangkan perlawanan rakyat Maluku Utara terhadap penjajah.
Waktu Ternate 2 jam lebih awal daripada waktu Jakarta. Jakarta - Ternate dapat ditempuh dengan pesawat Merpati, dengan rute Jakarta - Ujung Pandang - Ternate. Pesawat Lion Air, dari Jakarta transit di Manado dilanjutkan ke Ternate. Batavia Air, langsung dari Jakarta ke Ternate dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. dan Express Air.
Tidak lama lagi menurut rencana Ibukota Propinsi Maluku Utara akan pindah dari Pulau Ternate ke Pulau Sofifi.