Tuesday, April 22, 2008

Pulang Kampung



Week-end kemarin saya putuskan untuk pulang kampung mengunjungi ortu dan mertua di Bumiayu. Jadwal kunjungan ini tidak terbiasa. Hari libur yang biasanya diisi dengan jalan2 ke tempat wisata, mal atau sekedar jalan2 di Taman Suropati atau makan siang menu tongseng dan sate kambing di Kaki Lima depan Masjid Sunda Kelapa yang kesemuanya berada di Jakarta dan sekitarnya, tetapi mengingat kegiatan di kantor yang agak berkurang maka silaturahmi ke kampung menjadi pilihan. Perjalanan Jakarta - Bumiayu ditempuh dalam waktu 6 jam dengan jarak tempuh sekitar 320 km. Sebenarnya tidak ada yang istimewa yang terlihat dalam perjalanan ke dan dari Bumiayu. Pemandangan masih sekitar sawah, bangunan rumah, jalanan yang agak rusak, hewan ternak, bawang merah yang dijemur berjejer di hampir sepanjang jalan di Brebes, sungai yang membentang dengan beberapa orang yang sedang mencuci atau mandi, rel kereta dan kereta api yang sesekali terlihat melintas. Pemandangan biasa itu menjadi lebih bermakna ketika anak saya dengan riangnya menunjuk2 ke arah pandangan yang dilihatnya disertai komentarnya yang belum dapat saya mengerti dengan jelas.

Di Bumiayu, sarapan seperti biasa dengan bubur petise Yu Bar, sayang tidak kebagian sogol, ditambah gorengan dage. Sederhana tetapi nikmat. Saya tidak mengira selama bertahun2 melakukan hal yang sama tetapi tidak pernah bosan. Bahkan ketika kembali ke Jakarta membawa gorengan dage, teri, telur asin, jajanan pasar, dan tidak lupa krupuk rambak.

Pertemuan dengan Ibu dan Mertua dapat mengisi lorong2 hampa akibat kesibukan tanpa henti di Jakarta. Terima kasih istriku dan anakku yang berkenan menemaniku pulang kampung.












Tuesday, April 15, 2008

Patang Puluh Taun .....

Life begins at forty begitu kata pepatah. Mungkin pada usia tersebut seseorang diharapkan sudah memiliki pengalaman dan kematangan dalam bertindak dan berfikir. Bagi saya, usia 40 tahun menjadikan rambut semakin banyak yang memutih, hehehe. Saya tidak mengira sudah setua ini. Rasanya baru kemarin bermain layaknya anak-anak, tidak ikut ngaji di Ami Dung bersama yang lain, malahan dengan masih pakai sarung pergi nonton di Bioskop Sena, Kalierang. Yang pasti, Tuhan memberikan rezeki yang semakin banyak pada usiaku saat ini. Saya memiliki istri yang baik dan cantik dengan anak lelaki yang sehat. Hal yang tidak terduga terjadi belum lama ini. Saya bisa menunaikan ibadah haji gratis dengan fasilitas yang juga tidak pernah saya bayangkan bisa saya dapatkan. Thanks a lot Boss. Apabila saya renungkan lebih dalam, banyak hal tidak terduga yang saya alami selama ini. Saya bisa pergi ke luar negeri gratis, malahan mendapatkan uang saku. Pekerjaan yang mengalir, meskipun tidak selalu mulus. Semuanya berjalan dengan lancar. Terima kasih Tuhan yang telah memberiku begitu banyak nikmat tanpa aku bisa membalasnya, meskipun begitu banyak dosa yang kulakukan. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mahasuci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.

Thursday, April 10, 2008

Kenangan Masa Kecil

Banyak hal menarik di sekitar kita yang mungkin terlewatkan. Saya mengalami hal tersebut dan baru sekarang mencoba mengumpulkan potongan-potongan peristiwa-peristiwa tersebut. Sebagian masa kecil saya habiskan di Bumiayu, suatu wilayah kecamatan di Jawa Tengah. Orang tua pada saat itu merantau di Jakarta, dan saya dititipkan kepada salah satu Uwa/Bu De. Saya masih ingat dengan keadaan "rumah lugu" yang saya tinggali disamping dengan Uwa, juga dengan nenek dan Yu/bu Lik. Pada saat itu masih sangat sedikit orang yang mempunyai televisi. Hanya satu keluarga tetangga yang cukup terpandang yang memilikinya. Apabila pada malam hari saya ingin menonton TV, saya akan melihat lampu di depan rumah orang tersebut menyala atau tidak dari balik jendela. Apabila lampunya dimatikan, berarti mereka sedang menonton TV. Itu terjadi mungkin karena tegangan listrik yang ada di rumah tersebut rendah, meskipun itu juga merupakan kemewahan tersendiri, mengingat masih banyak tetangga yang belum memasang listrik. Ada satu keluarga lagi yang juga mempunyai TV dan tinggal di dekat Kebon Nanas (saya tidak tahu mengapa dinamakan demikian meskipun kebun itu tidak ada pohon nanasnya, tetapi banyak pohon kelapanya). Yang lucu, anak-anak yang ingin menonton TV disana akan diseleksi oleh anak kecil putri pemilik rumah. Hal yang sangat menyenangkan bila suatu saat saya termasuk dalam kelompok yang boleh masuk ke rumah untuk menonton.

Tuesday, April 8, 2008

Beginning of Something

Sore ini aku menulis beberapa kata yang mudah-mudahan menjadi ribuan kata yang akan kutulis. Akhirnya impian untuk menjadi penulis amatir dapat tercapai. Terima kasih Google. Senang rasanya bagiku yang introvert bisa menuliskan perasaan melalui blog yang mungkin suatu saat akan dibaca orang lain. Meskipun pada awalnya saya kesulitan untuk melakukannya dengan berbagai macam pertimbangan. Mudah-mudahan hal ini menjadi awal dari pengembangan wawasan dan menjadikanku untuk lebih banyak membaca buku - suatu kegiatan yang sudah lama sekali kutinggalkan (kayaknya serius banget kesannya). Anyway, saya ucapkan selamat menulis kepada diriku. Keep up a good work.