Easy to say, hard to do, but we have to do it

Saya mengenal dengan baik beberapa orang yang terbiasa menjadi penterjemah, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa asing lainnya. Ternyata, penguasaan Bahasa asing menjadi sangat penting dalam pergaulan dan pekerjaan sehari-hari. Seorang kawan mengatakan bahwa kita harus mampu menguasai paling tidak satu Bahasa asing selain Bahasa Inggris. Menguasai Bahasa Inggris dianggap sebagai hal yang sama dengan kemampuan menguasai Bahasa ibu.

Penguasaan Bahasa Asing menjadi sangat penting ketika kita melakukan negosiasi, membuat Memorandum of Understanding (MOU), atau sekedar berbicara ketika diundang pada acara cocktail party. Perjanjian para pihak, biasanya menggunakan Bahasa ibu masing-masing dan Bahasa Inggris. Misalnya, apabila pemerintah Indonesia melakukan perjanjian kerjasama dengan pemerintah Arab Saudi, maka akan dibuat naskah dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab, serta naskah dalam Bahasa Inggris dengan isi yang sama. Apabila kita tidak memahami Bahasa Arab dan Inggris, bisa jadi akan dirugikan karena bisa saja isi naskah dalam kedua bahasa tersebut tidak sesuai dengan yang telah disepakati.

Selain itu, kita harus menyempatkan diri untuk membaca setiap harinya, karena apabila hal tersebut tidak kita lakukan, maka kita akan ketinggalan informasi terkini. Membaca tidak hanya pada yang tersurat, tetapi juga yang tersirat. Membaca kejadian alam pun merupakan bagian dari pembelajaran. Kebiasaan membaca secara otomatis akan menjadi bagian dari pengalaman hidup yang kadang kala tanpa kita sadari sudah meresap di benak kita dan akan keluar ketika kita butuhkan.